Tidak selamanya anak akan selalu merasa senang dan menang dalam
segala pertandingan. Ketika masuk usia sekolah, perlu mulai mengajarkan
mereka menerima kekalahan dengan lapang dada. Dengan belajar untuk
kecewa, anak akan semakin terbentuk kepribadiannya. : Irisha William
Karakter dan Urutan Lahir Berpengaruh
- Pahami rasa kecewa anak. Jangan berkata padanya, “Sudah, jangan seperti anak kecil, kalah saja nangis!”. Tapi, bilang padanya bahwa kamu paham bahwa sulit baginya untuk menerima kekalahan. Tekankan juga pada anak, bahwa orangtua akan selalu menyayangi dan menghargai mereka, meski mereka kalah atau menang dalam bertanding, saran Cathcart-Ross.
- Tekankan pada usaha anak. Kalau orangtua selalu berfokus pada hasil akhir, anak juga akan demikian. Karenanya, kamu sebagai orangtua juga perlu introspeksi diri dan lebih berfokus pada proses yang dilalui anak ketimbang menang atau kalahnya. Misalnya, setelah anak selesai pertandingan bola, bicarakanlah seputar bagaimana dia masih belum bisa bekerjasama dengan teman satu timnya. Lalu, beri saran supaya dia bisa memperbaiki permainannya.
- Dorong anak untuk mengambil risiko. Banyak anak tidak mau mencoba hal-hal baru karena takut salah dan kalah. Sebaiknya, orangtua selalu menekankan bahwa mereka lebih suka anaknya berusaha keras dan gagal, daripada tidak mencoba sama sekali, kata Cathcart-Ross. Dengan begitu, anak akan belajar dari kegagalan, sama seperti mereka belajar dari kesuksesannya. “Selain itu, ajak anak selalu mengevaluasi diri dan tidak selalu bergantung pada evaluasi dari orang lain,” tambah Cathcart-Ross. Dengan dukungan orangtua dan banyak latihan, anak akan bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.